Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

NARASI PROGRAM KOMIS EVANGELISASI KAM 2021

Gambar
  Program untuk mewujudkan IK 1 100% Kaluarga Katolik Memiliki Etos Kerja Kristiani yang Kuat IK 2 100% Keluarga Katolik Mampu memenuhi kebutuhan dasar IK 5 100% Keluarga Katolik Hidup Rukun dengan Pemeluk Agama lain   1.       Audio Visual (Film Pendek) Berdasarkan hasil Sinode VI KAM dalam Misi Keuskupan Agung Medan yaitu Meningkatkan kesaksian iman dan mengembangkan evangelisasi yang kontekstual di tengah dunia dan melihat kurangnya sosialisasi antar umat di dalam lingkungan dan juga pada masa pandemi ini dengan anjuran protokol kesehatan untuk dirumahkan artinya dilarang ber kecumbu dengan keramaian seperti pesta, tempat wisata, sekolah dan tempat ibadat. Sehingga banyak kalangan mencari kesibukan dengan bermain di Media Sosial seperti FB, Tiktok, Game dll. Maka Komisi Evangelisasi KAM merancang program media pewartaan Evangelisasi melalui Audio visual (Film Pendek), mengingat Media Audio visual lebih mudah disebarkan kepada umat. Konten film diambil dari tema utama

Kursus Evangelisasi Pribadi “Menghidupi Jawaban Perutusan Injil dalam Keseharian”

Gambar
             Seperti dikutib dari Evangelii Nuntiandi art. 71 yang secara khusus berbicara tentang keluarga dan evangelisasi, keluarga dipandang sebagai pihak yang menerima evangelisasi dan sekaligus yang melakukan evangelisasi. Di dalam suatu keluarga yang sadar akan perutusan yang ia terima, semua anggota melakukan evangelisasi dan menerima evangelisasi. Namun tekanan utama artikel ini adalah keluarga melakukan evangelisasi, karena keluarga juga Gereja. Disini Paus mengambil konsep Gereja Rumah Tangga (Ecclesia Domestica) dari St. Yohanes Krysostomus, yang juga sudah digunakan oleh Konsili Vatikan II dalam Konstitusi tentang Gereja, Lumen Gentuim 11. Itu berarti, keluarga, seperti halnya Gereja,  harus merupakan suatu tempat dimana Injil diteruskan dan darimana Injil bercahaya (EN 71). Keluarga itu terdiri dari orangtua dan anak-anak, maka evangelisasi itu dilakukan dalam komunikasi dua arah timbal balik. Jadi,

KURSUS EVANGELISASI PRIBADI SEKOLAH TINGGI PASTORAL (STP) DELITUA

Gambar
    Gereja merasakan bahwa pera nan awam sangatlah besar kontribusinya untuk perkembangan Gereja . Tetapi nyatanya peranan awam dalam mengembangkan kehidupan menggereja sangatlah berbeda, hal ini terlihat dari hasil penelitian Dr. Pastor Herman Nenggolan, OFM Cap bahwa 20 – 25 % saja umat dan pengurus gereja terlibat dalam hidup menggereja, doa lingkungan dan pengetahuan tentang Iman Katolik. Itulah dasar Komisi Evangeliasasi KAM untuk memberikan penyegaran dan kesadaran serta keterlibatan umat secara aktif mengambil bagian dalam tugas pewartaan. Maka dari itu, Komisi Evangelisasi dengan bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Pastoral (STP) St. Bonaventura KAM di Delitua untuk mempersiapkan tenaga-tenaga pastoral yang siap membantu mengembangkan Spritualitas Kekatolikkan di Tengah Umat sebelum berangkat melaksanakan Week End Pastoral dan KKNP (Kuliah Kerja Nyata Pastoral) ke paroki-paroki yang telah di tetapkan oleh Pihak Kampus dengan pembekalan-pembukan materi salah satu Kursus Evan

Mengembangkan Misi Evangelisasi Melalui Inkulturasi dalam Perayan Ekaristi (Part 2)

Gambar
  Ø Inkulturasi:Proses Memberi dan Menerima Pesan sinode 1977 menyatakan: Inkarnasi Iman yang sesungguhnya melalui katekse melibatkan bukan hanya proses memberi, tetapi juga menerima (nr.5). Hal ini berati bahwa bukan hanya ada proses oleh iamn yang mengubah dan memurniakan kebudayaan, tetapi juga proses yang di dalamnya iman itu sendiri  dipikirkan kembalai dan ditafsirkan lagi, tentu saja dengan batas-batas yang ditentuakan secara jelas didalamnya dan di dalam terang kerangka tuntutan secara jelas didalam kebudayaa. Dalam arti ini kebudayaan-kebudayaa itu sendiri harus bermanfaat fungsi kritis penafsiran dalam hubungannya dengan Iman Gereja. Sudah sejak Kosili Vatikan II khususnya melalui  Gaudium et Spes  ditegaskan bahwa inkulturasi merupakan tugas seluruh umat Allah, terutama para gembala dan teolog untuk mendengarka, membeda-bedakan dan menafiskan pelbagai bahsa jaman kita, dengan bantuan Roh Kudus, lalu menilainya dalam terang Sabda ilahi, agar kebenaran yang diwahyukan s

"MENINGKATKAN SOLIDARITAS DI TENGAH KELUARGA KATOLIK SEBAGAI PERWUJUDAN CINTA KASIH".

Gambar
  Film pendek ini merupakan media audio visual untuk turut mewartakan tema utama majalah Ralinggungi. Pada edisi perdana di tahun 2021 ini, majalah Ralinggungi mengulas tema "MENINGKATKAN SOLIDARITAS DI TENGAH KELUARGA KATOLIK SEBAGAI PERWUJUDAN CINTA KASIH". Dalam film pendek ini, mengisahkan keluarga Klara yang tengah mengalami tantangan karena Ayah-nya menderita covid-19, dan tengah dirawat di Rumah Sakit. Dalam keadaan sulit tersebut, dua sahabatnya berinisiatif untuk memberi bantuan sembako bagi keluarga Klara yang terpaksa karantina selama dua minggu. Empati kedua sahabat (Maria dan Triska) kemudian menyentuh keluarga Doa Lingkungan dan Kelompok OMK mereka untuk turut memberi bantuan. Pemeran: Maria Sophia, Klara, Triska Sembiring Musik latar: Instrumental Worship 01 (Free Copyright) Video ilustrasi: RODNAE Productions (diunduh dari Pexels.com) Penulis skenario & Editor: Eva Susanti Barus (Bangun Content Creator) Talent & Humas: Hery Sembiring (Komisi Ev

Mengembangkan Misi Evangelisasi Melalui Inkulturasi dalam Perayan Ekaristi (Part 1)

Gambar
  Manusia dalam masyarkat tentu hidup dalam suatu budaya dengan adat,istiadat,dan unsur-unsur lainya.  Maka para utusan (misionaris) yang  melaksankan tugas pewartaan Injil (berevangelisasi) perlu memperhatikan unsur-unsur budaya setiap masyarkat dan bangsanya. Usaha untuk mengakarkan nilai-nilai injil dalam suatu budaya itulah yang disebut ikulturasi. Segi-segi budaya yang baik, luhur dan mulia bisa memperkaya nilai-nilai Injil dan nilai-nilai Injil juga bisa bersifat kritis atas unsur-unsur budaya yang ada dalam suku, masyarakat dan bangsa. Sepanjang sejarah, Gereja tidak pernah lepas dari pergumulan dengan budaya, dan telah menjadi  nyata bahwa ada pengaruh yang besar dari budaya kepada Gereja dan sebliknya. Para pengikut Kristus yang menjadi Umat Allah di dalam Gereja-Nya berasal dari bermacam suku,budaya, dan pandangan hidup. Menyadari keadaan bermacam-macam dikalangan umat itu, Gereja berusaha untuk mangakarkan iman dan nilai-nilai Injil dan suatu budaya yang istilahkan dengan

Amanat Agung dan Tugas Pemuridan Kristen

Gambar
    Hidup alkitabiah hanya dimungkinkan ada dan tumbuh dalam hidup kita karena adanya pemuridan.  John Stott  memberikan definisi dalam bukunya  Radical Disciple  bahwa, "Pemuridan Kristen adalah proses tempat para murid bertumbuh dan berkembang dalam Tuhan Yesus Kristus dan diperlengkapi oleh Roh Kudus, yang mendiami hati kita, dalam mengatasi tekanan dan penderitaan di dalam kehidupan ini dan semakin menyerupai Kristus." (2008:12). Proses pemuridan mengharuskan setiap orang percaya untuk merespons  Roh Kudus  yang akan menganalisis pikiran, ucapan, dan perilaku kita, dan mendorong kita untuk senantiasa berubah menjadi pribadi yang menyerupai Kristus. Arti Kata  Murid Secara harfiah, kata  murid  berasal dari bahasa Yunani  mathetes . Kata  murid  muncul sebanyak 252 kali dalam teks Perjanjian Baru, murid berarti: ·          seorang pengikut dari guru/tuannya. ·          seorang pembelajar. ·          seorang pelajar. ·          seorang yang meneladani guru