BAB III SPIRITUALITAS EVANGELISASI
SASARAN
·
Penjelasan
tentang kehidupan rohani dasar dalam perutusan evangelisasi
·
Menciptakan
kesadaran bagi para penginjil untuk meningkatkan spiritualitasnya dalam
tugas-tugas evangelisasi.
PENGANTAR
Allah
menciptakan manusia untuk mengasihinya. Manusia mula-mula ditempatkan di taman
Eden dengan hidup bahagia dan tanpa
kekurangan suatu apapun. Tetapi manusia malah jatuh ke dalam dosa sehingga
diusir dari taman Eden. Ini digambarkan dalam Alkitab dengan tergodanya Hawa
dan Adam, mengiyakan bujukan iblis dengan memakan buah pohon yang dilarang
Tuhan. Setelah keluar dari taman Eden manusia itu harus berjuang dan bersusah
payah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tetapi
Allah tidak berdiam diri. Program pembahagiaan manusia terus berlanjut. Allah
mengutus PuteraNya yang tunggal untuk membawa manusia kembali ke kebahagiaan
taman Eden. Apakah berhasil? Manusia ternyata menyalipkanNya. Allah seolah
gagal lagi. Apakah Allah berhenti?
Ternyata tidak, Allah mengutus Roh Kudus untuk menyertai manusia sampai akhir
zaman, yang akan selalu membisikkan doronganNya supaya manusia dapat kembali ke
kebahagiaan taman Eden.
Jadi, sebenarnya karya keselamatan Allah
untuk membahagiakan manusia berlangsung sejak awal penciptaan sampai akhir
zaman. Supaya karya penyelamatan Allah disampaikan ke segenap penjuru bumi,
Yesus mengutus murid-muridNya: “Pergilah ke seluruh dunia, jadikanlah segala
bangsa muridKu, dan ajarilah mereka melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu sampai akhir zaman…”.
PENGERTIAN
Supaya
karya perutusan murid-murid berdaya guna menghasilkan buah-buah, ada
sikap-sikap tertentu yang dituntut dalam menjalankan tugas perutusan ini.
Inilah yang disebut dengan spiritualitas evangelisasi. Spiritualitas berasal
dari kata spiritus yang berarti roh,
jiwa. Spiritualitas evangelisasi dapat diartikan sebagai sikap rohani dasar
yang harus ada dalam melaksanakan tugas evangelisasi. Spiritualitas
evangelisasi dapat juga diartikan sebagai :
•
Gaya
hidup rohani yang khas dalam evangelisasi
•
Gaya
hidup rohani yang khas bagi evangelis (Pewarta Injil)
Terdapat 7 (tujuh) unsur pokok dalam
spiritulaitas evangelisasi, yaitu :
1.
Spiritualitas Rencana
Allah “Penetapan Ilahi”
Penetapan Ilahi
dalam hidup seorang evangelis:
·
Allah
menciptakan setiap orang dengan maksud tertentu yang penuh rahasia, yaitu untuk
melayaniNya dan hidup bersamaNya.
·
Ditetapkan
untuk mati dan dihakimi
·
Penetapan
sebagai evangelis
Contoh penetapan
Ilahi dalam Kitab Suci :
- Zakeus (Luk 19: 1 – 10)
- Wanita Samaria (Yoh 4: 4 – 42)
- Dll
Penetapan Ilahi
dalam Kitab Suci mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain :
- Direncanakan sejak awal
- Jalan menuju Tuhan
- Penemuan, Penerangan
Spiritualitas
evangelisasi seorang evangelis ditandai oleh :
•
Keyakinan
bahwa ada rencana Tuhan untuk setiap orang dan syukuri dalam doa keterpilihan
anda.
•
Kepekaan
mengenai rencana Allah dalam dirinya dan dalam diri orang yang dijumpai
•
Keberanian
untuk menyatakannya dan keberanian untuk membina orang lain
2.
Spiritualitas Keselamatan
Keselamatan
berarti keutuhan, yakni disembuhkan baik tubuh, pikiran, jiwa dan roh.
Keselamatan berarti pembebasan dari segala hal yang menekan seperti dosa,
kematian, kesepian, kecemasan, ketakutan, rasa bersalah, dll.
Ada
suatu penghayatan bahwa diri sendiri telah diselamatkan Tuhan. Tidak hanya
secara teoritis atau sekedar ucapan belaka yang tidak diresapi dalam hati. Ini
seringkali secara nyata dialami oleh seorang yang lepas dari bahaya, lepas dari
ancaman, lepas dari suatu himpitan. Tetapi bisa juga secara biasa-biasa saja,
menghayati diri yang selamat dan bahagia, dapat berdiri tegar dalam
gonjang-ganjing permasalahan dunia.
Jawaban manusia
paling tepat untuk panggilan yang ada pada dirinya adalah: menerima, percaya
dan berserah pada Yesus yang sudah dan selalu ingin menyelamatkan dan memakai
setiap orang sebagai alat keselamatanNya.
Spiritualitas
Keselamatan berarti:
· a.Terpanggil
untuk berbagi keselamatan
·
b. Merasa
bahagia menjadi alat keselamatan Kristus
3.
Spiritualitas Kerajaan
Allah
Yesus
datang ke dunia untuk mewartakan Kerajaan BapaNya. Yang diwartakan bukanlah
kerajaan manusia, melainkan kerajaan Allah yang memberi kabar gembira kepada
semua orang. Yesus mewartakan kerajaan Allah kepada manusia dengan perkataan
dan perbuatan.
Apakah
kerajaan Allah itu? Kerajaan Allah bukanlah negara yang didominasi penduduk
agama Kristen, yang dari penguasa tertinggi sampai ke rakyat jelatanya memeluk
agama Kristen. Kerajaan Allah adalah suasana di mana ada saling mencintai dan
bertujuan untuk menyelamatkan serta membebaskan umat manusia dari belenggu dosa.
Tetapi
kenyataan menunjukkan adanya kontradiksi : ada kejahatan, penindasan,
kekerasan, ancaman, ketidakadilan, peperangan, penderitaan, dst. Mengapa???
Karena banyak orang jaman sekarang sibuk memikirkan kerajaannya sendiri,
bukan kerajaan Allah.
Semua
orang diundang masuk kerajaan Allah dan kepada anak-anakNya diberi kuasa atas:
· Roh jahat
· Penyakit
· Dosa
· Alam
· Kemuliaan
Syarat
untuk masuk ke dalam kerajaan Allah antara lain: perubahan hidup batin yang
radikal dari cara hidup lama yang menurut daging ke hidup baru yang menurut roh.
Spiritualitas
kerajaan Allah berarti : Keyakinan akan kerajaan Allah atau Berkeinginan yang
amat dalam didorong oleh Roh Kudus menghadirkan kerajaan Allah di dunia saat
ini.
4.
Spiritualitas Perutusan
Penghayatan
telah diselamatkan oleh Tuhan, tidak boleh berhenti pada diri sendiri. Serentak
dengan penghayatan telah diselamatkan ini. Pewarta kerajaan Allah harus:
a. ada keprihatinan
untuk ikut menyelamatkan orang lain.
b. Ada
kesiapsediaan untuk diutus menyampaikan kegembiraan yang telah diperoleh kepada
orang lain.
c. Merasakan
dorongan untuk diutus mewartakan kabar gembira.
d. Memiliki
keyakinan bahwa setiap orang dipanggil untuk suatu rencana dan tugas khusus
(misi).
e. Memiliki sikap seorang
penginjil dalam menanggapi panggilan Tuhan dalam perutusan, yaitu :
1 .
Menjawab
panggilan Tuhan,
2 .
Penyerahan
diri,
3 .
Berjuang,
4 .
iman
dan perutusan,
5 .
Kesadaran
yang mendalam bahwa Tuhan yang memilih dan mengutus.
Jadi,
Spiritualitas Evangelisasi Perutusan berarti keyakinan akan perutusan dalam
kuasa Roh Kudus.
5.
Spiritualitas Kesaksian
Banyak
orang mengira bahwa mewartakan kerajaan Allah hanya mungkin dengan berkhotbah
dan mengajar agama hanyalah salah satu cara penyampaian kabar gembira. Cara
lain yang jauh lebih luas dan bisa dilaksanakan oleh setiap orang beriman,
yaitu dengan cara menyaksikan imannya di dalam kehidupan nyata. Menyaksikan
iman dapat dilakukan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, seperti: menyebut nama
Yesus atau gereja Katolik. Contohnya: dalam hidup kita sehari-hari misalnya
dalam acara adat-istiadat, kalau seorang sebagai anak beru atau boru dalam
keluarga, bagaimana ia menunjukkan tanggung jawabnya sebagai anak beru. Kalau
seorang berbakat sebagai protocol atau pembawa acara atau juru bicara dalam
acara adat (misal : runggu/ musyawarah) bagaimana supaya acara musyawarah/
runggu itu tidak bertele-tele tetapi terarah, bagus, semua pihak merasa
dihargai dan senang, ia telah mewartakan kerajaan Allah dengan kesaksian nyata,
tanpa sepatah kata pun menyebut nama Yesus atau gereja Katolik.
Menyaksikan
memang bisa juga dengan mengungkapkan pengalaman ber-Tuhan dengan kata-kata.
Ini pun penting, dan seringkali sangat menggugah pendengar untuk juga melihat
kehadiran Tuhan dalam pengalaman hidupnya. Misalnya mensharingkan imannya
kepada orang lain. Di sini spiritualitas kesaksian dimaksudkan bahwa
berevangelisasi tidak hanya dimungkinkan melalui kata-kata, tetapi dalam hidup
sehari-hari memberi kesaksian sebagai pengikut Kristus.
4 ciri seorang saksi :
- Mempunyai sifat yang baik, dapat dipercaya dan otentik
- Memiliki pengalaman iman
- Mau menceritakan pengalamannya
- Dipenuhi oleh Roh Kudus sehingga selalu ada semangat yang membara dalam dada
6.
Spiritualitas Perhambaan
Alasan
seorang penginjil harus hidup dalam semangat hamba :
·
Penginjil
adalah pewarta Kabar Gembira dan hamba .
·
Penginjil
tidak bekerja untuk dirinya sendiri, melainkan untuk tuannya yakni Allah.
Menjadi
seorang hamba berarti hidup untuk Tuhan dan hidup untuk orang yang diinjili.
Ada perbedaan menjadi hamba dan melakukan pelayanan.
Pelayanan berarti : melakukan tugas dari waktu ke
waktu atau cara menjalankan pekerjaan jabatan, baik di gereja maupun di
pemerintahan. Sedangkan menjadi seorang hamba
berarti : menyerahkan hidup kita untuk Tuhan dan untuk orang yang kita injili.
Sikap-sikap yang hendaknya dimiliki oleh seorang hamba adalah :
1 .
Menjalin
keintiman dengan Allah
2 .
Keintiman
terjalin melalui :
· Doa
dan renungan
· Menjadi
murid Kristus
· Menerima
kehendak Allah dari Injil
3 .
Ketaatan
adalah sikap yang utama
7.
Spiritualitas Persekutuan
dengan Kristus
Ini
adalah spiritualitas evangelisasi yang terpenting, karena merupakan pusat
pertemuan dari semua unsur spiritualitas evangelisasi lainnya. Kerena itu
seorang penginjil mutlak harus mengalami hubungan atau pertemuan pribadi dengan
Yesus.
Tujuan hidup
seorang penginjil adalah :
·
Mengundang
dan mengantar orang kepada Kristus
·
Pertemuan
tersebut dialami dalam penerimaan sakramen-sakramen khususnya Ekaristi
Kita
harus menerima Kristus dan mengajak orang untuk menerima Kristus. Menerima
kristus berarti: masuk dalam hubungan
pribadi dengan Kristus, menyerahkan hidup kepada Kristus dan membiarkan Dia
jadi Tuhan dan pusat hidup kita dan memasrahkan diri untuk dibentuk menurut
gambaran Kristus.
Maka sudah menjadi RENCANA ALLAH bahwa kita mengalami KESELAMATAN di dalam KERAJAAN ALLAH yang memberi kita PERUTUSAN untuk menampakkan KESAKSIAN melalui PERHAMBAAN dan PERSEKUTUAN dengan KRISTUS.
BalasHapus